TIMELINE

Ini dia tanggal-tanggal penting yang perlu dicatat!
OLMAT UINSA 2017

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kembali menyapa adik-adik semua dengan acara tahunannya yakni Olimpiade Matematika 2017. Olimpiade ini diselenggarakan untuk jenjang MI/SD islam, MTs/SMP Islam dan MA/SMA Islam. Seperti yang telah diketahui bahwa, olimpiade matematika ini merupakan salah satu acara terbesar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, dan perlu diketahui juga olimpiade matematika (olmat) tahun ini akan diselenggarakan se-Jawa, dengan 19 rayon (Surabaya, Probolinggo, Malang, Jember, Banyuwangi, Lamongan, Jombang, Kediri, Madiun, Pamekasan,Pasuruan, Bandung, Jakarta, Surakarta, Yogyakarta, Kudus, Cirebon, Semarang dan Purwokerto) yang telah disiapkan untuk babak penyisihan, dan untuk babak semifinal maupun final diselenggarakan di UIN Sunan Ampel Surabaya.

  • value="1" data-thickness=".2" class="skill1" tabindex="-1" readonly="readonly" style="width: 36px; height: 21px; position: absolute; vertical-align: middle; margin-top: 21px; margin-left: -50px; border: 0px none; background: transparent none repeat scroll 0% 0%; font: bold 12px Arial; text-align: center; color: rgb(255, 255, 255); padding: 0px;" type="text">
    Pendaftaran

    01 April 2017 - 03 September 2017

  • value="2" data-thickness=".2" class="skill2" tabindex="-1" readonly="readonly" style="width: 36px; height: 21px; position: absolute; vertical-align: middle; margin-top: 21px; margin-left: -50px; border: 0px none; background: transparent none repeat scroll 0% 0%; font: bold 12px Arial; text-align: center; color: rgb(255, 255, 255); padding: 0px;" type="text">
    Babak Penyisihan Rayon

    10 September 2017

  • value="3" data-thickness=".2" class="skill3" tabindex="-1" readonly="readonly" style="width: 36px; height: 21px; position: absolute; vertical-align: middle; margin-top: 21px; margin-left: -50px; border: 0px none; background: transparent none repeat scroll 0% 0%; font: bold 12px Arial; text-align: center; color: rgb(255, 255, 255); padding: 0px;" type="text">
    Babak Semifinal

    16 September 2017

  • Makalah Budaya Politik Abangan

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG
    Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. OG Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung mambagi secara tajam antara kelompok elite dengan kelompok massa.
     Negara Indonesia yang terbentuk dari semangat juang nenek moyang yang mempercayai animisme atau roh halus yang membantu kehidupan mereka sangat mempercayai budaya politik abangan. Warga yang demikianlah yang sangat mempertahankan ajaran nenek moyang dan tetap menjalankan seluruh ajaran nenek moyang.
    Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peran penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia selaku makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar seperti makan, minum, biologis, pakaian, dan rumah.
    Lebih dari itu juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah keja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
    Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik.

    B. Rumusan Masalah
    1.     Apa yang dimaksud dengan budaya politik abangan ?
    2.     Kapan budaya politik abangan mulai berkembang?
    3.     Siapa yang masih menjalankan budaya politik abangan?
    4.     Dimana budaya politik abangan di jalankan ?
    5.     Mengapa masyarakat menjalankan budaya politik abangan ?
    6.     Bagaimana budaya politik abangan dapat bertahan di era globalisasi ini?

    C. Manfaat
    1.     Adanya sikap warga negara terhadap sistem politik yang mempengaruhi tuntutan - tuntutan, tanggapan, dukungan serta orientasinya terhadap sistem politik yang ada;
    2.     Dapat mengerti dan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem politik  atau faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran politik.



    BAB II
    PEMBAHASAN

    Budaya politik merupakan bagian dari kehidupan politik. Budaya politik dipandang sebagai kondisi-kondisi yang mewarnai corak kehidupan masyarakat tanpa memiliki hubungan dengan sistem politik dan struktur politik. Dalam pandangan tersebut, budaya politik memengaruhi dalam proses-proses politik.
    Budaya politik yang berkembang dalam suatu negara dilatarbelakangi oleh beberapa hal, seperti situasi, kondisi, dan pendidikan masyarakat. Latar belakang tersebut terjadi di sekitar pelaku politik. Mereka dianggap memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam membuat kebijakan. Dengan demikian, budaya politik yang berkembang dalam masyarakat suatu negara akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
    Menurut antropolog berkebangsaan Amerika, Clifford Geertz ada tiga macam budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia, salah satunya adalah budaya politik abangan.
    Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu budhayah, bentuk
    jamak dari budhi yang artinya akal. Dengan demikian, budaya diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal atau budi. Budaya adalah segala yang dihasilkan oleh manusia berdasarkan kemampuan akalnya.
    Politik berasal dari bahasa Yunani polis dan teta. Polis berarti kota atau negara kota, teta berarti urusan. Dengan demikian, politik berarti urusan negara (pemerintahan). Adapun abangan berarti golongan masyarakat yang menganut suatu agama, tetapi lebih cenderung mengikuti sistem kepercayaan lokal yang masih mengandung aspek animisme.
    Dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya politik abangan adalah budaya politik masyarakat yang menekankan aspek aspek animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang dapat memengaruhi hidup manusia. Tradisi selamatan merupakan ciri khas masyarakat ini. Upacara selamatan dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat yang dapat mengganggu manusia.
    Masyarakat Indonesia telah mengenal budaya politik abangan sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia. Masyarakat Indonesia sejak awal telah mempunyai kepercayaan animisme. Pengertian animisme sendiri adalah suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa setiap benda memiliki roh atau jiwa.
    Kepercayaan terhadap benda mati (animisme) di Indonesia sama dengan penyembah benda mati di dunia lainnya, yang mana, suatu kepercayaan terhadap objek tertentu. Kepercayaan ini telah ada dalam sejarah Indonesia yang paling awal, di sekitar pada abad pertama.
    Sampai saat ini dengan keberadaan Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu dan agama lainnya, penyembah roh-roh halus atau yang sekarang lebih di kenal dengan budaya politik abangan masih tersisa di beberapa wilayah di Indonesia. Budaya politik abangan di jalankan oleh masyarakat yang memegang teguh ajaran nenek moyang mereka.
    Masyarakat Batak baik itu Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Pak-pak masih menganut kepercayaan Animisme. Sebelum suku Batak ini mengenal agama, mereka lebih yakin akan kekuatan sungai, pohon besar yang membawa berkat bagi kehidupan mereka. Dan sampai sekarang ini suku Batak masih mengadakan Pesta Danau Toba yang diadakan sekali dalam setahun yaitu awal bulan Juni.
    Masyarakat Nias yang masih menganut kepercayaan animisme meyakini bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah jelmaan dari roh wanita yang meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti babi hutan dan harimau. Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya ketika hidup.
    Masyarakat di daerah Jawa Tengah khususnya kota Solo yang masih menganut kepercayaan animisme atau yang diberi nama Kejawen. Kejawen atau dalam bahasa lain, disebut "Agami Jawi" sendiri berasal dari kata Jawa, sebagai kata benda yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu segala yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan Jawa (Kejawaan). Penamaan "kejawen" bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa.
    Penganut ajaran kejawen lebih melihat sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku (mirip dengan "ibadah"). Ajaran kejawen biasanya tidak terpaku pada aturan yang ketat, dan menekankan pada konsep "keseimbangan".
    Simbol-simbol "laku" biasanya melibatkan benda-benda yang diambil dari tradisi yang dianggap asli Jawa, seperti keris, wayang, pembacaan mantera, penggunaan bunga-bunga tertentu yang memiliki arti simbolik, dan sebagainya.
    Masyarakat kalimantan khususnya suku Dayak yang masih menganut animisme meyakini dunia ini terbagi menjadi tiga bagian. Pertama adalah Dunia Atas, yaitu dunia yang ditempati oleh Jubata, dukun, dan nenek moyang yang meninggal sebagai pahlawan.Kedua adalah Dunia Tengah atau dunia fana yang ditempati manusia. Ketiga adalah Dunia Bawah yang dihuni oleh roh orang mati. Dunia Bawah ini merupakan sebuah dunia yang tidak dikenal, terisolasi, dan gelap.
    Setelah meninggal, setiap manusia kecuali dukun dan nenek moyang yang meninggal sebagai pahlawan akan menuju dan tinggal disitu selama-lamanya. Begitu juga dengan sumangat (jiwa) orang yang meninggal, ia tidak akan pernah kembali kekehidupan manusia dan tidak pernah pergi kemana-mana. Namun hal tersebut tergantung apakah waktu meninggal orang yang bersangkutan sudah melewati upacara adat kematian atau belum.
    Masyarakat Dayak Kanayatan mempercayai adanya setan atau iblis yang disebut Pantokang Bangok Pilas Galikang. Mereka mempercayai jiwa orang jahat akan bangkit dari kuburnya dan menghantui orang yang masih hidup.
    Hantu semacam ini biasanya dapat menjelma dalam rupa binatang dan manusia, maka untuk menghindari gangguan roh jahat tersebut biasanya mereka memberinya dengan berbagai macam makanan atau sesaji, seperti lamang (ketan), tumpi’ (cucur), minuman, daging babi dan ayam, telur, nasi dan lain sebagainya.
    Masyarakat di Sulawesi Selatan khususnya suku Toraja yang masih menganut kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum").
    Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan  Puang Matua, dewa pencipta. Alam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah.
    Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. Hewan tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana.
    Sebagian dari penduduk Papua terutama yang berada di daerah pedalaman masih menganut kepercayaan animisme. Ada sekitar sembilan puluh lokasi lukisan batu (petroglif) yang bernilai di Papua. Lukisan-lukisan batu yang berusia tua itu dikeramatkan penduduk asli Papua. Orang-orang Papua yang menganggap lukisan-lukisan itu berasal dari para arwah leluhur dan hantu-hantu jahat, mengatakan lukisan-lukisan itu dibuat sebelum manusia diciptakan.
    Masyarakat Indonesia masih menjalankan budaya politik abangan karena mereka percaya adanya roh halus dalam setiap benda dan dapat mempengaruhi hidup mereka. Mereka menyelenggarakan berbagai upacara keagamaan untuk menenangkan hantu-hantu dan arwah-arwah yang bergentangan di dunia ini, termasuk arwah-arwah leluhur mereka.
    Tidak memungkiri jika tantangan terberat untuk menjaga budaya ini sangatlah banyak, era globalisasi dengan banyaknya teknologi merupakan sebuah tantangan. Budaya politik abangan dapat bertahan di era globalisasi karena adanya keyakinan. Karena keyakinan itulah budaya ini masih tetap terjaga dimana masyarakat masih menjaga budaya politik abangan.
      
    BAB III
    PENUTUP


    KESIMPULAN
     Ã¼ Budaya politik abanngan adalah budaya politik masyarakat yang menekankan aspek aspek animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang dapat memengaruhi hidup manusia.
     Ã¼ Indonesia sudah mengenal animisme sebelum pengaruh India masuk di negara ini. Kepercayaan ini telah ada dalam sejarah Indonesia yang paling awal, di sekitar pada abad pertama. Dan sekarang kepercayaan tersebut lebih dikenal dengan budaya politik abangan.
     Ã¼ Masyarakat yang mempercayai ajaran nenek moyang mereka tetap menjalankan budaya politik abangan.
     Ã¼ Budaya politik abangan masih berjalan di beberapa wilayah di Indonesia.
     Ã¼ Budaya politik abangan masih berjalan sampai saat ini karena masyarakat masih mempercayai ajaran nenek moyang mereka.
     Ã¼ Budaya politik abangan dapat bertahan di era globalisasi ini karena adanya keyakinan. Karena keyakinan itulah budaya ini masih terjaga dimana masyarakat masih menjaga budaya politik abangan.


    SARAN
    Budaya politik abangan dapat terus berjalan, jika mereka yang menjalankan budaya tersebut memiliki nilai keyakinan yang tinggi terhadap nilai-nilai keagamaan yang ditinggalkan nenek moyang mereka. Dimana pada era globalisasi ini, banyak masyarakat yang memiliki keyakinan rendah karena muncul sifat egois dalam diri individu.
    Selain itu, sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia tidak memaksakan kehendak satu sama lain. Kita harus menghargai dan menghormati apapun keputusan orang lain tanpa campur tangan di dalamnya. Karena apapun keputusannya selama tidak merugikan kita, itu telah menjadi hak orang tersebut.


    DAFTAR PUSTAKA
      
    Ismawati, Nur Siwi dan Sri Widiastuti.2011.Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X Semester Gasal.Klaten : Viva Pakarindo.
    Rahmawati, Noviana, dkk.2011.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA/MA Kelas XI Semester Gasal.Klaten : Viva Pakarindo
    Suyatmi dan Henny Hendrastuti.2011.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional
    Yasyin, Drs. Sulchan.1997.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya : “AMANAH” Surabaya

    Sumber lain :
    http://id.wikipedia.org/      di akses tanggal 12 Agustus 2013 pukul 11.00

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Diberdayakan oleh Blogger.
    - See more at: http://www.komputerseo.com/2010/12/cara-memasang-gambar-animasi-lucu-di.html#sthash.AVdlx4AU.dpuf

    Pengikut

    Translate