Sumber: Majalah Psikologi “ANDA”.
Masalah Lupa Dikalangan Remaja
Siapa sih orang di dunia ini yang
gak kenal sama yang namanya “LUPA”. Bahkan beberapa tahun lalu ada sebuah lagu
yang berjudul “Lupa-Lupa Ingat”. Nah loh, udah pasti kan semua orang pernah
mempunyai masalah dengan yang namanya “LUPA” termasuk saya. Makanya, kali ini
saya akan membahas mengenai penyebab terjadinya lupa dan bagaimana cara
mencegah atau menguranginya. Langsung aja deh. Kajja!
Masalah “LUPA” hampir dialami
oleh semua orang, baik itu anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Kelupaan
dapat terjadi pada hasil belajar, baik yang berbentuk motorik sikap maupun yang
berbentuk verbal. Hasil belajar bentuk verbal lebih mudah menjadi lupa dari
pada hasil belajar yang berbentuk motorik dan sikap. Saat seseorang belajar
mengendarai sepeda, dia akan tetap dapat mengendarai sepeda meski dia tidak
mengendarai sepeda terus menerus. Namun, saat seseorang menguasai dan hafal
syair lagu yang sedang top, setelah beberapa tahun dia akan melupakan syair
tersebut.
Di kalangan para pelajar baik itu
para remaja di sekolah lanjutan maupun oleh para mahasiswa di perguruan tinggi,
masalah lupa hampir merupakan suatu penyakit yang telah memasyarakat dan sulit
mereka elakkan. Kadang-kadang lupa merupakan alasan bagi mereka yang
menyebabkan kegagalan dalam ujian. Sering terdengar percakapan para pelajar
setelah menempuh ujian. “Aku lupa apa pengertiannya, padahal semalam aku
menghafalnya.”
Berikut beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang mudah lupa:
1.
Faktor subyektif
Orang-orang yang lanjut usia mudah lupa dari pada
orang-orangyang masih muda, diwaktu keadaan
badan tidak sehat lebih mudah lupa dari pada di waktu badan sehat.
Banyak lagi faktor subyektif yang juga membuat orang menjadi pelupa : psikis,
subyek, motivasi dan minat serta intelegensi.
2.
Faktor bahan
Di kalangan pelajar hampir semua jenis dan bentuk
bahan dipelajari, dan harus diingat. Para pelajar tidak dapat memilih bahan
yang tidak mudah dilupakan saja yang dipelajari, dan yang mudah lupa tidak usah
dipelajari, karena semua bahan yang menunjang dan sesuai dengan kurikulum
sekolah harus dipelajari.
3.
Interverensi
Bahan-bahan yang telah dipelajari lebih dahulu
kadang-kadang dapat dikacaukan oleh bahan-bahan yang baru. Ini lebih banyak
terjadi apabila bahan itu agak mirip atau sejenis.
4.
Metode belajar
Banyak terjadi lupakarena cara belajar yang kurang
baik. Di samping juga harus memperhatikan faktor subjektif dan faktor bahan,
cara belajar adalah faktor yang juga banyak menentukan untuk mengurangi
terjadinya lupa.
Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk
mencegah atau mengurangi terjadinya lupa:
1.
Faktor subyektif
·
Keinsafan akan tujuan dari apa yang akan kita
ketahui
·
Sikap yang positif dalam belajar
·
Dorongan yang kuat untuk belajar
·
Menjaga kesehatan
2.
Belajar dengan metode yang baik
Belajar adalah seni, artinya setiap orang mempunyai
cara dan gay asendiri dalam belajr, yang sesuai dengan situasi dan kondisinya
sendiri-sendiri. Berikut cara belajar yang baikk, lebih efektif, dan mudah
dilakukan:
·
Pembagian waktu belajar
Lebih efisien apabila kita belajar dengan membagi
waktu dalam beberapa periode yang berselingan, dari pada mempelajari seluruh
bahan satu kali dalam waktu total yang sama. Empat kalil lima belas menit
memberikan hasil yang lebih baik dari pada satu kali dalam satu jam.
·
Kecepatan belajar
Penyelidiakn Ebbinghaus menemukan bahwa, hasil yang
baik diperoleh pada tempo yang membaca tercepat. Memang individu adalah khas. Setiap
individu terdapat perbedaan yang sangat besar mengenai tempo belajar yang
serasi dengannya, oleh karena itu, ini tidak dapat dipandang sebagai hukum
umum.
·
Over learning
Balajar dengan “berlebihan”, maksudnya walau pun bahan
sudah dapat dikuasai dan sudah dapat direproduksikan, tetapi belajar harus
tetap dilanjutkan. Misal, untuk menghafal sebuah puisi membutuhkan waktu 30
menit, dikatakan over learning bila menghafalnya dengan waktu 45 menit
·
Resitasi
Sewaktu belajar tidak saja hanya membaca, tetapi juga
mencoba memproduksinya (seperti mempelajari soal-soal latihan).
·
Organisasi bahan
Menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu
keseluruhan, karena bahan yang merupakan suatu keseluruhan lebih mudah untuk
diingat.
·
Pembagian bahan
Lebih baik mempelajari bahan secara keseluruhan dari awal
sampai akhir dahulu, kemudian kembali mempelajari bagian-bagiannya, terakhir
bahan itu dipelajari lagi secara keseluruhan.
Bagi seorang
pelajar, belajar adalah suatu kewajiban. Belajar yang baik tercermin dari hasil
yang dicapai, baik dalam ujian di sekolah, maupun penerapannya di masyarakat.
Hasil belajar dapat dipengeruhi karena adanya “LUPA”. So, Ayo kita kalahkan
yang namanya “LUPA”. Fighting!!
Sumber: Majalah Psikologi “ANDA”.
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
- See more at: http://www.komputerseo.com/2010/12/cara-memasang-gambar-animasi-lucu-di.html#sthash.AVdlx4AU.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar