Would you be my boyfriend? Part 2
Komet tersadar dari pingsannya. Perlahan
penglihatannya semakin jelas. Setelah penglihatannya
jelas, dia berusaha
duduk sambil memegangi kepalanya yang berat. Tanpa Komet sadari, sebuah tangan membantunya untuk duduk.
“Apa kamu sudah tak apa ?” Tanya seseorang dengan suara
beratnya
dari arah belakang.
Komet pun menoleh ke asal suara itu. “Kamu siapa ?”
“Apa kamu tak mengenaliku ?” Ardan kembali bertanya.
Komet menggelengkan kepalanya yang berat
karena pusing masih terasa.
“Aku ini Ardan. Apa kamu tak tahu?”
Lagi-lagi Komet menggelengkan kepalanya.
Sebenarnya Ardan adalah actor terkenal yang
sudah bermain beberapa judul layar lebar, bermain beberapa judul sinetron,
menjadi model beberapa iklan, dan sering kali menjadi cover sebuah majalah. Dia
pun sama seperti halnya Meteor. Masuk ke sini bukan karena kemauannya dan dia
pun juga mendapat uang karena mau sekolah di sini walaupun tak sebanyak Meteor.
Dia masuk ke Teater class bagian tokoh utama. Dan masuk ke dalam kelas A+.
Tapi karena Komet tak pernah menonton TV
atau pun membeli majalah jadi dia tak tahu bahwa Ardan adalah seorang artis
yang terkenal. Itu karena Komet tidak peduli dengan urusan orang lain.
“Ya sudah deh, gak usah di pikirin. By the
way, maaf ya sudah nimpuk kepala kamu pakek bola basket.” Ucap Ardan sambil
menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Komet terdiam sejenak berusaha mengingat
apa yang terjadi.
Lalu kemudian menganggukkan kepalanya.
“Nama
kamu siapa?” tanya Ardan mengalihkan pembicaraan.
“Komet”
“Nama yang cukup bagus. Jurusan apa?”
“Teater class bagian membuat cerita.”
“Oh ya, aku juga masuk di Teater class
bagian tokoh utama”
“Bagian tokoh utama?”
Ardan pun menganggukkan kepalanya dengan cepat.
“Emm,
boleh minta nomor ponselmu? Mungkin saja aku bisa mengusulkan ceritamu untuk di
gunakan dalam sesi berikutnya.”kata Ardan sambil memberikan ponselnya pada
Komet.
Komet segera mengetik nomor ponselnya dan
memberikan pada Ardan kembali.
“Okey” Kata Ardan sambil mengambil ponselnya
kembali.
“Apa kamu sudah tak apa?”
Komet mengangguk.
“Kalau gitu aku tinggal dulu ya, aku sudah
terlambat ke lokasi syuting.”
Komet kembali mengangguk.
Ardan pun segera pergi meninggalkan Komet
seorang diri.
Komet pun kembali membaringkan tubuhnya ke
ranjang
lagi setelah tubuh Ardan tak terlihat .
****
“Hey, apa kamu sudah tak apa Komet?”Tanya
Shasya setelah Komet keluar dari UKS.
Komet hanya menggeleng kepalanya.
“Sebenarnya apa yang terjadi?”
Komet hanya terdiam.
“Ayo lah, jangan diam saja. Cerita padaku!”
kata Shasya sedikit memaksa.
Komet melihat kearah Shasya dan kembali
terdiam.
Shasya pun tak tahu harus berbuat apa.
Mereka berdua pun sama-sama terdiam dalam
lamunan. Tak ada apa pun yang dapat di
bicarakan lagi.
“Meteor…” teriak beberapa gadis saat
melihat Meteor yang melewati lobi.
“Meteoooorrrr….” Terikan mereka semakin
histeris.
Sepertinya itu hal yang biasa bagi Meteor
dan murid yang ada di Zeal Art ini.
Meteor hanya menebarkan senyuman yang
menawan pada gadis-gadis itu sambil terus berjalan melewati meja Komet.
Komet memandang Meteor terus tanpa henti
hingga saat Meteor masuk ke ruang kepala sekolah.
“Hei, kamu kenapa ngliatin Meteor sampai
segitunya? Apa kamu juga Meteorit?”
“Meteorit?”
“Iya, nama fansnya Meteor. Kamu tidak tahu
ya?”
Komet menggelengkan kepalanya dengan lugu.
Shasya hanya tersenyum sambil menepuk
pundaknya.
“Kkrriinngg…” bunyi bel sekolah pun
berbunyi.
Semua siswa bergegas meninggalkan kantin.
Tapi tidak dengan Komet yang tampaknya kebingungan.
****
Komet mengendap-endap mengikuti Meteor
sejak keluar dari ruang Kepala Sekolah.
Tapi sepertinya Meteor mengetahui hal itu.
Tapi dia hanya tersenyum. Bagaimana tidak tahu, di depan sana ada satu tiang
yang di lapisi cermin sehingga Komet terlihat kalau dia sedang mengikuti
Meteor.
“Meteor..”sapa seorang cewek yang memiliki
tubuh yang dapat di kategorikan seksi.
Meteor menghentikan langkahnya. Dan balik
menyapanya.
“Hai…”
“I am a Meteorit..”
“Really?”
Cewek itu mengangguk.
“Do you want to take photo with me ?” Tanya cewek
itu dengan paksa.
Tapi Meteor tetap tersenyum dan
menganggukkan kepalanya.
Komet melihat hal itu dari balik tiang yang
sepertinya cukup lebar untuk bersembunyi.
“Hey kamu yang di sana..”panggil cewek itu.
Komet segera bersembunyi di balik tiang,
dia takut jika Meteor sampai melihatnya karena cewek itu seperti melihat ke
arahnya.
“Ngapain pakek sembunyi sih..”
Komet kebingungan dan dia pun menunjukkan
kepalanya untuk melihat siapa yang di maksud cewek itu.
“Aduh buruan sini..” panggil cewek itu
sambil menggerakkan tangannya yang menandakan Komet harus ke sana.
Komet melihat sekelilingnya. Takada
siapapun. Komet berfikir sejenak. Dan kemudian dia menunjuk dirinya sendiri.
“Iya, kamu siapa lagi.”
Komet berjalan menuju kearah Meteor dan
cewek itu.
“Tolong fotoin ya..”kata cewek itu sambil
memberikan ponselnya pada Komet.
Komet segera memoto mereka. Dan
mengembalikan ponsel yang di pegangnya pada cewek itu.
Cewek itu segera pergi dan meninggalkan
mereka berdua.
“Sejak kapan kamu berada di balik tiang
itu?” Tanya Meteor pura-pura tidak tahu.
“Barusan saja.”
Meteor mengangguk pelan sambil tersenyum.
“Su…sudah dulu ya, aku mau kembali ke kelas.”Kata
Komet yang semakin salah tingkah. Dia pun segera membalikkan badannya dan
berniat kembali ke kelasnya.
Tapi tiba-tiba tubuhnya di tarik dan jatuh
dalam pelukkan Meteor.
“Apa kamu mau ikut aku minum teh sebentar?”
Antara sadar dan tidak sadar Komet
menganggukkan kepalanya. Dia masih dalam keadaan shok, Meteor membuat tubuh
Komet terlalu dekat dengan tubuhnya.
****
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
- See more at: http://www.komputerseo.com/2010/12/cara-memasang-gambar-animasi-lucu-di.html#sthash.AVdlx4AU.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar